Wednesday, November 25, 2015

Tragedi Paris Salah Satu “Operasi Bendera Palsu”?






















Pada hari Jum’at, tanggal 13 alias Friday 13th di bulan November 2015 lalu, telah terjadi ledakan dan penembakan di beberapa tempat di Paris, Perancis. Membuat kepanikan di beberapa tempat, termasuk di gedung konser Bataclan Theatre, juga saat adanya pertandingan sepakbola antara Perancis vs Jerman, dan juga di sejumlah restaurant di kota Paris.

Teknik penyerangan ini dengan cara penembakan massal, bom, taktik tembak lari, penyanderaan dan serangan bunuh diri. Para militan berjumlah 7 orang, mereka memakai senapan serbu AK-47, geranat genggam dan sabuk peledak TATP.

[​IMG]
Peta lokasi serangan: 1: dekat Stade de France; 2: Rue Bichat dan rue Alibert (Le Petit Cambodge, Le Carillon); 3: Rue de la Fontaine-au-Roi (Casa Nostra); 4: Teater Bataclan; 5: Rue de Charonne (La Belle Équipe); Tanda Bintang: Bom bunuh diri terpisah (kecuali Bataclan).

Akibat penyerangan ini dilaporkan 129 orang tewas dan 352 orang terluka, 99 orang dari korban terluka dalam kondisi kritis.

Jumlah korban sebanyak 129 warga sipil, di Bataclan: 89 orang, di Le Carillon dan Le Petit Cambodge: 11 orang, di La Casa Nostra: 5 orang, di Stade de France: 6 orang dan di La Belle Équipe: 18 orang.

Sejauh ini korban luka sebanyak 352 orang termasuk 99 kritis.

Garis waktu serangan

  • 13 November:
21:16 – Bom bunuh diri pertama dekat Stade de France.
21:20 – Penembakan di Rue Bichat.
21:30 – Bom bunuh diri kedua di Stade de France.
21:45 – Empat pria memasuki teater Bataclan dan memulai penembakan.
21:50 – Penembakan di Rue de Charonne.
21:53 – Bom bunuh diri ketiga di Stade de France.
22:00 – Para sandera dibawa ke Bataclan.

  • 14 November:
00:58 – Kepolisian Perancis mengakhiri pengepungan di Bataclan, di mana 60–100 orang dijadikan sandera.

Konser musik Death Metal yang bernama “Eagles of Death Metal”

Setelah mengetahui sejarah Knights Templar yang sebenarnya, kini kita kembali lagi ke masa kini, di Paris Jumat malam 13 November 2015 atau “Friday 13” itu, di gedung konser bernama Bataclan Theatre, sedang berlangsung konser musik Death Metal yang bernama “Eagles of Death Metal“.

Dilaporkan beberapa orang bersenjata melakukan penembakan massal di Bataclan, menewaskan sedikitnya 89 penonton konser dan melukai lebih dari 200 orang. Band rock dari Amerika yang bernama “Eagles of Death Metal” sedang bermain konser dan tiketnya terjual habis untuk sekitar 1.500 fans di Bataclan pada saat itu.

[​IMG]
Gitaris merangkap vokalis utama grup Eagles of Death Metal yang bernama Jesse Hughes, menamakan dirinya sebagai “The Devil” atau Iblis.

Disebutkan bahwa band ini telah menjadi target dari Boikot anti-Israel, divestasi, dan gerakan sanksi (BDS), baik untuk tampil di Israel dan untuk anti-BDS dan pro-Israel karena pernyataan lirik mereka yang kuat.

Polisi kemudian menyerbu teater. Dua orang bersenjata bunuh diri dalam penyerbuan polisi dengan meledakkan rompi bunuh diri mereka memakai. Yang ketiga tewas akibat tembakan polisi sebelum ia bisa meledakkan rompinya.

Gitaris merangkap vokalis utama grup ini yang bernama Jesse Hughes, menamakan dirinya sebagai “The Devil” atau Iblis. Sangat kental hubungannya dengan “Friday 13th” dan hari sial ratusan Knights Templar yang pernah ditangkap oleh Philip IV dari Perancis.

Perlu diketahui bahwa kode keberadaan ordo Illuminati grup, selalu mengandalkan momen, logo, simbol dan angka dalam pergerakannya sebagai tanda atau kode, karena hal itu memang “bahasa” mereka untuk dapat diketahui oleh kelompok dan grup mereka yang lain.

Keanehan dan anomali di tempat kejadian

Hingga beberapa lama setelah beberapa tragedi di Paris tersebut, masih terjadi banyak keanehan, diantaranya:

  • Para pengunjung di tekmpat kejadian tidak dapat mengakses internet, padahal sinyal handphone tetap ada, mereka hanya bisa menelpon saja. Sepertinya akses ke internet diputus dengan sengaja.
  • Tidak ada banyak foto saat tragedi itu berlangsung, yang tersebar di internet hanya beberapa foto yang itu-itu saja dan itu pun dikeluarkan oleh para wartawan dari mainstream media tertentu.
  • Tidak ada rekaman dari kamera CCTV dari gedung-gedung juga tidak adanya rekaman dari CCTV jalanan.
  • Tidak ada banyak bukti video di tempat kejadian, kecuali lagi-lagi hanya dikeluarkan oleh para wartawan dari mainstream media tertentu.
  • Tidak adanya banyak foto hasil bidikan dari ribuan pengujung yang ada di tempat kejadian.
  • Tidak adanya foto atau video yang memperlihatkan mayat-mayat korban ditempat kejadian, yang di klaim telah terbunuh lebih dari 150 orang. Yang ada hanya satu atau dua mayat, dan itupun sudah ditutup oleh kain.
[​IMG]
Dengan adanya beberapa keanehan itu, maka timbul pertanyaan. Apakah dari ribuan masyarakat yang sedang berada di sana tidak ada yang membawa smartphone? Atau smartphone mereka hanyalah ponsel kuno yang tidak memiliki kamera seperti Nokia 5110?

Info tragedi ditulis lebih cepat dari info wartawan dan di Tweet oleh seseorang sebelum kejadian

Muncul pula rumors bahwa tragedi ini memang akan terjadi dan sudah diketahui oleh beberapa orang yang misterius. Semua itu diungkap dari wikipedia dan akun twiiter yang sudah terlebih dahulu menulisnya. Maka hal ini menimbulkan konspirasi dan banyak kecurigaan dari netizen yang kemudian menulisnya dan membahasnya di banyak forum di dunia maya pada saat itu.

[​IMG]
Pertandingan sepakbola persahabatan di stadion Paris, Stade de France antara Perancis dan Jerman, seketika bubar dan penonton berlari ke lapangan setelah terdengar bunyi ledakan diluar stadion pada Jumat 13 November malam.

No comments:

Post a Comment